Senin, 11 Juni 2012

Mereka yang Berbuat Kami yang Merasakan Penderitaan Ini.


          Mungkin saat ini hidup kita tidak lepas dari masalah ekonomi, terutama uang. Uang sudah menjadi kebutuhan dalam sehari-hari, walaupun memang uang bukan segala-galanya tapi segala-galanya membutuhkan uang. Banyak orang yang melakukan pencurian, perampokan dan semua itu terpaksa dilakukan karena terlilit hal ekonomi. Dalam Negara kita atau bahkan semua Negara di dunia ini faktor dan hal utama yang selalu di permasalahkan adalah masalah ekonomi yang tidak pernah statis dan selalu naik turun, bahkan Negara-negara besar seperti Negara adikuasa Amerika serikat pun selalu mengalami inflasi.
Di Negara kita pun banyak rakyat yang menderita karena faktor ekonomi yang selalu mengalami inflasi, coba kita melihat ke bawah, rakyat kecil makin miskin, rakyat kaya makin kaya, dimana keadilan pemerintah kita?... janji palsu yang selalu mereka umbar-umbar kepada rakyat-rakyat kecil yang kurang berpendidikan yang tidak tahu menahu dan selalu di bodohi oleh pemerintah kita. Dan dimana keadilan? . koruptor merajalela dan semakin merajalela.
         Rakyat kecil yang makin merasakan penderitaan semakin lama merajalela di bawah sana sedangkan para pejabat-pejabat tinggi, koruptor dan mafia pajak tertawa diatas penderetiaan rakyatnya sendiri. Dan sekali lagi kita tanyakan, dimana keadilan dan kepedulian Negara kita?? bahkan Hak Asasi Manusia di Indonesia pun patut kita pertanyakan. Keadilan di Negara ini mungkin harus kita beli, entah kita harus menyalahkan apa dan siapa, tapi kita harus selalu ingat apapun yag kita lakukan tuhan selalu melihat.
         Negara kita penuh dengan sumber daya alam, tapi mengapa semua nya itu dikelola oleh semua orang asing, rakyat Indonesia mengapa hanya jadi buruh di Negara kita sendiri ? banyak rakyat Indonesia mengalami hal seperti ini, bahkan sepertiga rakyat Indonesia menderita karena hal ini. Mengapa keadilan di Negara ini sulit untuk dicari entah kepada siapa lagi rakyat harus mengadu batin ini,pemerintah pun berbuat semena-mena. Banyak penderitaan dan ketidakadilan di Negara ini yang mungkin harus diperbaiki dan di tata ulang. Kejanggalan kejanggalan di Negara ini yang banyak menimbulkan kontroversi terhadap Negara-negara lain. Yang patut di pertanyakan adalah dimana janji para pejabat pemerintah yang selama ini mereka janjikan ? dimana perubahan dan perbaikan yang dijanjikan  untuk Negara ini ?. Bukan perbaikan tapi penurunan yang ada.
           
Meraka malah melakukan korupsi, menggelapakan uang Negara dengan jumlah yang tidak sedikit, miliyaran bahkan triliunan. Uang Negara sama dengan uang rakyat. Mulai dari pejabat pemerintah pusat, daerah bahkan sampai ornag yang bertugas sebagai penyidik korupsi pun menjadi koruptor. Seperti yang kita tahu, perekonomian di Negara ini tidaklah stabil, sudah tahu begitu malah diperparah dengan marajalelanya.
Kebijakan-kibijakan yang di buat pemerintah terkadang membawa derita untuk rakyat, contohnya konversi minyak tanah ke gas. Rakyat telah terbisa mengkonsumsi minyak tanah sebagai bahan bakar, tetapi masyakat diharuskan mengganti bahan bakar dengan gas. Dalam Rp. 15.000/tabung 3kg yang dirasakan mahal oleh masyarakat disbanding minyak tanah yang Rp 7000/ liter. Kemudian masyarakat yang masih awan terhadap penggunaan kompor gas, dengan berbagai alansan seperti takut meledak, harga kompor gas yang mahal dll.

Penderitaan lain  yang dirasakan masyarakat ialah mahalnya mengenyam pendidikan. Kian tahun biaya pendidikan semakin lama semakin mahal, rakyat menengah kebawah sangat sulit untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dikarenkan biaya pendidikan semakin mahal. Terlebih lagi bagi masyaraktat pedalaman dan masyartakat di daerah perbatasan.
Yang menjadi pertanyaan adalah, Dimana anggaran yang  disediakan pemerintah untuk bidang pendidikan ? mengapa tidak menyediakan pendidiakan murah terlebih lagi gratis? Bukannya dengan perkembangan suatu Negara di pengaruhi dengan kualitas pendidikan yang baik?.  Semua masih menjadi tanda tannya besar dan akan kan rakyat akan merasakan penderitaan ini selamanya?. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar